Senin, 18 Februari 2013

MUSEUM JOANG 45


Museum Joang ’45 menempati sebuah gedung tua bernama Gedung Joang ’45 yang masih terawat dengan baik yang lokasinya berada di Jl. Menteng Raya 31, Jakarta, berjarak sekitar 100 meter dariPatung Pak Tani menuju ke arah Jl. Cikini Raya, di sebelah kiri jalan. Gedung yang ditempati oleh Museum Joang ’45 ini dibangun pada tahun 1938, sumber lain menyebut tahun 1920, dan sebelumnya merupakan sebuah hotel dengan nama Schomper Hotel yang dikelola oleh keluarga keturunan Belanda bernama L.C. Schomper.
Selama masa pendudukan Jepang dalam Perang Pasifik, gedung ini digunakan oleh Ganseikanbu Sendenbu (Departemen Propaganda Jepang) dan namanya berubah menjadi Gedung Menteng 31. Dan sejak tahun 1942, gedung itu digunakan sebagai tempat untuk memberikan program pendidikan politik bagi para pemuda Indonesia. Yang menjadi pembicara diantaranya adalah Soekarno, Hatta, Moh. Yamin, Sunaryo, dan Achmad Subarjo.
Mereka yang memperoleh pendidikan politik diantaranya adalah Sukarni, Adam Malik, Chaerul Saleh, A.M. Hanafi dan beberapa lagi lainnya yang kemudian dikenal sebagai Pemoeda Menteng 31. Inilah kelompok yang ‘menculik’ Soekarno, Hatta, serta Fatmawati dan Guntur ke Rengasdengklok sehari sebelum proklamasi kemerdekaan.
Perubahan nama Gedung Menteng 31 menjadi Museum Joang ’45terjadi pada tanggal 19 Agustus 1974, yang peresmiannya dilakukan oleh, ketika itu, Presiden Soeharto dan Gubernur DKI Ali Sadikin.
Museum Joang '45
Patung Soekarno – Hatta di kiri kanan pintu masuk Museum Joang ’45Museum Joang ’45 menyimpan koleksi foto yang mendokumentasikan peristiwa bersejarah di Indonesia antara tahun 1944-1949. Di dalam museum juga disimpan patung beberapa pahlawan, koleksi lukisan, mobil yang pernah dipakai Presiden dan Wakil Presiden yang pertama, serta koleksi lainnya.
Museum Joang '45
Pertunjukan film di Museum Joang ’45 yang menggambarkan peristiwa bersejarah di sekitar hari-hari proklamasi kemerdekaan, dan peran yang dimainkan oleh kelompok Pemoeda Menteng 31. Salinan video koleksi Museum Joang ’45 ini bisa dibeli oleh pengunjung.
Museum Joang '45
Patung dan beberapa salinan foto serta kisah perjuangan beberapa tokoh Pemoeda Menteng 31 di Museum Joang ’45.
Museum Joang '45
Foto tua tokoh pergerakan legendaris kontroversial Tan Malaka, bersama Sukarni dan Ibu Mangunsarkoro di salah satu dindingMuseum Joang ’45.

Diorama Museum Joang ’45 yang menggambarkan situasi di Gedung Menteng 31 antara bulan Agustus – September 1945, dimana kurir-kurir para pejuang dari seluruh Jakarta berkumpul di gedung Museum Joang ’45 untuk mendapatkan informasi terbaru tentang bagaimana berjuang melawan Belanda yang berencana untuk datang kembali ke Indonesia.

Diorama Museum Joang ’45 yang menggambarkan suasana di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta, atau Lapangan Gambir, letaknya kira-kira di depan PLN Gambir), saat Soekarno memberikan pidato singkat yang bersejarah pada 19 September, 1945.
Peristiwa Rapat Raksasa yang dihadiri lebih dari 100.000 orang di Lapangan Ikada itu tidak lepas dari peran dan kenekatan para pemuda Menteng 31 yang tergabung dalam Komite van Actie yang memprakarsai rapat umum ini.
Museum Joang '45
Foto Jenderal Sudirman di Museum Joang ’45 yang harus ditandu semasa memimpin perang gerilya melawan Belanda karena sakit pada paru-parunya.
Museum Joang '45
Kendaraan kepresidenan dengan nomor REP-1 dan REP-2 di Museum Joang ’45, yang pernah digunakan oleh Presiden dan Wakil Presiden pertama RI.
Museum Joang '45
Mural yang berisi kutipan tulisan dari Trisnoyuwono di bagian sisi kanan Museum Joang ’45.
Museum Joang '45
Mural Museum Joang ’45 bertuliskan “Merdeka atau Mati!” yang mampu membakar semangat bangsa Indonesia ketika itu untuk mempertahankan kemerdekaan.
Setelah berkeliling Museum Joang ’45, pengunjung bisa beristirahat sejenak sambil menikmati minuman dan makanan ringan di kantin di samping museum.
Museum Joang ’45 merupakan museum sejarah perjuangan yang diantaranya mendokumentasikan peran penting dan perjuangan para pemuda pada masa awal berdirinya republik setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan.

Museum Joang ’45

Jl. Menteng Raya 31, Jakarta.
Telp. 021-3909148
Selasa – Minggu jam 09.00 – 15.00. Hari Senin tutup.
Tiket masuk Rp.2.000



sumber : http://thearoengbinangproject.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar